Efektivitas Fasilitator Puspaga dalam Membangun Kesadaran Anak: Cegah Bullying dan Atasi Konflik di MIN 2 Surabaya

Bentuk upaya meningkatkan pemahaman bagaimana mengatasi bullying serta menghindari konflik di lingkungan sekolah kepada para siswa, guru, serta tenaga pendidik.

Penulis : Chaniva Lailatul Maslakhah | Editor : Irvan Bagus Satriya

1/8/20252 min read

Surabaya, 10 Desember 2024, Sebagai bentuk upaya terciptanya lingkungan sekolah yang aman serta nyaman Fasilitator Puspaga kecamatan Jambangan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Puspaga Goes To School di Min 2 Surabaya. Acara ini bertujuan sebagai bentuk upaya meningkatkan pemahaman bagaimana mengatasi bullying serta menghindari konflik di lingkungan sekolah kepada para siswa, guru, serta tenaga pendidik. Selain itu, kegiatan ini mendorong generasi muda untuk saling menghormati, memahami perbedaan, dan menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan bebas dari segala bentuk kekerasan.

Membangun Kesadaran Anti-Bullying

Fasilitator Puspaga menekankan pentingnya membangun kesadaran anti-bullying di sekolah dengan memberikan pemahaman tentang bentuk-bentuk bullying yang dapat terjadi, baik itu bullying verbal, fisik, maupun sosial kepada siswa. Fasilitator mengajak peserta untuk memahami dampak negatif dari bullying terhadap korban, yang bisa merusak rasa percaya diri, menyebabkan trauma, hingga mempengaruhi prestasi belajar siswa.

“Bullying memberikan dampak yang mengerikan kepada korban, baik secara fisik dan luka batin. Kita sebagai manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk menghormati dan menghargai satu sama lain di lingkungan sekolah”, tambah Fasilitator Puspaga.

Siswa diajak menjadi agen perubahan dengan berani melawan dan melaporkan tindakan bullying yang mereka temui dan mendukung teman-teman yang menjadi korban di lingkungan. Dengan memberikan pemahaman membangun budaya saling mendukung dan peduli.


Menghindari Konflik di Sekolah

Salah satu topik utama yang dibahas adalah tentang bagaimana menghindari dan menyelesaikan konflik secara efektif. Siswa diajak untuk mengenali penyebab-penyebab konflik yang sering terjadi di sekolah, seperti perbedaan pendapat, masalah pribadi, hingga perbedaan latar belakang sosial atau budaya. Fasilitator Puspaga mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik, keterbukaan, dan empati dalam menyelesaikan perselisihan.

“Dengan belajar mengelola emosi dan mencari solusi bersama, kita dapat menghindari terjadinya konflik yang merugikan semua pihak. Konflik yang tidak ditangani dengan bijak bisa berkembang menjadi masalah yang lebih besar,” ujar salah satu Fasilitator Puspaga.

Para siswa diajak mempraktikkan teknik penyelesaian konflik dengan melibatkan diskusi dan bernyanyi. Fasilitator Puspaga berharap dengan menanamkan pengetahuan ini siswa dapat mengurangi potensi terjadi ketegangan dan perselisihan yang terjadi di antara siswa sehingga suasana sekolah dapat harmonis.

Harapan ke Depan 

Dengan adanya kegiatan seperti ini, Fasilitator Puspaga berharap dapat terus berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan nyaman. Melalui edukasi yang tepat, diharapkan para siswa dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki kepedulian terhadap sesama, mampu mengelola konflik dengan baik, dan bebas dari perilaku bullying.

Puspaga juga berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah kecil tercipta generasi muda yang lebih tangguh, penuh empati, dan peduli terhadap sesama.